Home » Bertemu di Yogyakarta, Pelaku UMKM dari 6 Negara ASEAN Targetkan Pasar Hong Kong
ASEAN Berita Bisnis

Bertemu di Yogyakarta, Pelaku UMKM dari 6 Negara ASEAN Targetkan Pasar Hong Kong

Sebanyak 22 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) atau Micro, Small Medium Enterprise (MSMEs) dari 6 negara ASEAN mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas desain perhiasan di Yogyakarta.

Siti Rohmatul Ummah, selaku Project Manager kegiatan bertajuk Capacity Building to Increase MSMEs Competitiveness on Jewelry Design ini, menyebut pihaknya menargetkan para peserta dapat menembus pasar Hong Kong.

Siti menjelakan, target awal dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian ini adalah meningkatkan skill peserta.

“Pertama, kita ingin peserta ini semua skillnya upgrade. Terutama terkait desain, pengembangan desain,” tuturnya di Yogyakarta, Senin (20/11/2023)

Ia menambahkan, target selanjutnya adalah peningkatan network market atau jaringan pemasaran dari para peserta yang berasal dari Indonesia, Kamboja, Laos,  Myanmar, Filipina, dan Thailand

“Kedua, network marketing-nya mereka meningkat, sesama negara Asean, kayak tadi kan ketemu sesama pengusaha, itu kan menambah network mereka.”

“Kemudian diharapkan semua produk yang dihasilkan oleh negara-negaar Asean nanti bia masuk pasarnya Hong Kong,” lanjut dia.

Tapi, dengan kegiatan seperti ini diharapkan adanya kerja sama dengan Hong Kong, agar masuk ke pasar mereka.

“Dengan menambah kualitas, desain, dan sebagainya, networking antarnegara juga bisa saling memperkuat untuk masuk ke pasar Hong Kong.”

“Hong Kong kan punya pameran terbesar jewelry di awal tahun biasanya, dan beberapa dari Indonesia juga sudah join ke sana,” imbuhnya.

Ia juga berharap sebagai hasil akhirnya para pelaku UMKM sektor perhiasan tersebut bisa melakukan pameran di Hong Kong.

Mengenai kemungkinan adanya transaksi business to buiness antara para peserta kegiatan, Siti mengaku sangat berharap hal itu akan terjadi.

“Saya harapkan begitu, mungkin tidak harus melalui kita sebagai panitia,” tuturnya.

“Selama 10 hari bersama masa iya tidak saling bertukar, networking, segala  macam. Jadi dampak yang kita harapkan ke mereka adalah mereka memperluas networking, paling tidak dengan negara-negara ASEAN sesama pengusaha jewelry di sana.”

Paling tidak, tambahnya, nantinya terjalin bisnis antara para peserta, termasuk saling tukar informasi atau bahkan dengan bussiness to bussiness.

“Saya yakin pasti akan ada ini. Nanti akan ada kita manage alumni ini agar kita ngerti monitoringnya, hasilnya, dampaknya seperti apa, biar tetap kita tau beritanya mereka setelah kembali ke negara masing-masing.”

Sementara, Plt. Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik, Hagung Eko Pawowo berharap program ini menjadi langkah maju dalam meremajakan perdagangan dan investasi perhiasan di era pasca pandemi.

Hal ini juga mempertimbangkan peran Hong Kong sebagai hub produk internasional di Asia yang memberikan peluang lebih besar untuk memasarkan produk perhiasan Indonesia di pasar global.

Sumber: Kompas TV

Translate