Home » Menhub Minta Maskapai Nasional Jadi Pemain Utama di ASEAN
ASEAN Berita Ekonomi

Menhub Minta Maskapai Nasional Jadi Pemain Utama di ASEAN

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi minta maskapai penerbangan nasional menjadi pemain utama di kawasan ASEAN. Dia mengungkapkan Indonesia telah berperan secara aktif, berkontribusi dalam pengembangan kerja sama penerbangan, tidak hanya pada aspek konektivitas transportasi udara, namun juga pada aspek teknis lainnya dan jasa penunjang angkutan udara pada konektivitas ASEAN.

Selain lingkup kerja sama transportasi udara intra ASEAN, telah disepakati pula Regional Air Services Agreement dengan Tiongkok, Uni Eropa dan Selandia Baru. Adapun yang masih dalam proses pembahasan yaitu kerja sama ASEAN – Korea dan ASEAN – Jepang

Menhub mengatakan kerja sama ASEAN dengan Negara Mitra tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas transportasi udara, melainkan juga mengembangkan kerja sama di bidang keselamatan dan keamanan penerbangan, manajemen lalu lintas udara dan sustainable aviation.

“Saya berharap, dengan sudah terjalinnya kerja sama tersebut, maka airlines nasional harus dapat berkontribusi aktif sebagai pemain utama dalam menghubungkan Indonesia menuju kawasan regional dan global,” ujar Menhub dalam acara INACA Festival 2023 di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Sementara itu, Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan bahwa untuk mempertahankan momentum pertumbuhan perekonomian ASEAN memang bukan hal yang mudah.

Salah satu yang harus dilakukan adalah meningkatkan kerjasama antar anggota intra ASEAN dan mengembangkan kerjasama internasional ekstra ASEAN. Untuk itulah sektor transportasi, terutama transportasi udara menjadi sangat penting di kawasan ASEAN.

“Transportasi udara mampu menembus batas antar negara dengan cepat, sehingga transportasi ini memegang peranan yang vital untuk menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian di kawasan ASEAN. Termasuk di antaranya mendukung perkembangan sektor pariwisata, perdagangan, peningkatan investasi dan sebagainya,” ujar Denon.

Namun sektor penerbangan ini sebenarnya juga mempunyai permasalahan yang sama antar negara. Misalnya terkait peningkatan jumlah permintaan penumpang, namun kapasitasnya masih terbatas karena ketersediaan pesawat berkurang.

Hal lain adalah ketersediaan suku cadang yang juga menjadi isu utama, terutama karena supply chainnya yang terganggu oleh kondisi sosial politik dunia.

Selain itu juga tantangan terkait dengan ketersediaan dan harga bahan bakar avtur yang cenderung naik serta upaya-upaya untuk peningkatan environment dengan mengadakan dan menggunakan sustainable aviation fuel (SAF) di dunia penerbangan.

Di sisi lain, tiap negara mempunyai tata cara dan aturan main tersendiri dalam bisnis penerbangan. Ada azas cabotage dan freedom of the air, terutama five freedom agreement sehingga perlu pembicaraan mendalam di antara otoritas negara-negara ASEAN untuk menjalin keselarasan kepentingan antar anggota untuk dapat maju bersama.

Sumber: Okezone

Translate