Home ยป Menteri Esdm Buka-bukaan Pentingnya Sambung Listrik ASEAN
ASEAN Berita Economy

Menteri Esdm Buka-bukaan Pentingnya Sambung Listrik ASEAN

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bicara mengenai inter konektivitas energi antar negara ASEAN. Menurutnya, hal itu akan membawa membawa banyak manfaat.

Pada ASEAN High-Level Dialogue di World Hydropower Congress (WHC) 2023, Arifin kembali menyebutkan tujuan keketuaan Indonesia pada ASEAN adalah energi berkelanjutan melalui inter konektivitas.

“Manfaat tersebut diantaranya adalah peningkatan realibilitas sistem, peningkatan penetrasi energi terbarukan, dan mengatasi persoalan ketidaksesuaian antara permintaan dan sumber energi,” ujar Arifin di Nusa Dua Bali yang dikutip dari laman Kementerian ESDM, Kamis (2/11/2023).

Deklarasi 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM-41) telah menetapkan target tahun yang aspiratif bagi setiap negara anggota ASEAN untuk saling terhubung melalui ASEAN Power Grid dan Trans ASEAN Gas Pipeline menuju tahun 2045.

“Pengembangan inter konektivitas energi di ASEAN, khususnya melalui ASEAN Power Grid, sangat krusial sebagai tulang punggung pemanfaatan energi terbarukan, meningkatkan ketahanan energi, dan mempercepat transisi energi,” jelas Arifin.

AMEM-41 juga menyepakati Pernyataan Bersama antara negara-negara Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines (BIMP) dalam pengembangan Power Integration Project (PIP) pada sub regional BIMP. Pernyataan bersama ini untuk melanjutkan pencapaian ASEAN melalui Lao PDR-Thailand-Malaysia-Singapore Power Integration Project (LTMS PIP).

“Deklarasi Bersama AMEM-41 dan Pernyataan Bersama BIMP adalah milestone yang penting bagi kerja sama energi di ASEAN. Negara anggota ASEAN memiliki visi yang sama pada pengembangan sektor energi di masa depan, dengan akselerasi transisi energi dan pencapaian ketahanan energi berkelanjutan,” ujar Arifin.

Indonesia sendiri berencana untuk membangun Super Grid untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi intermitensi kelistrikan di lima pulau besar Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara-Bali.

“Interkonektivitas ini akan mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menciptakan sistem energi yang andal di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.

Tenaga hidro sebagai salah satu potensi energi terbarukan yang dapat menjadi pilihan yang unggul untuk menjamin ketahanan energi berkelanjutan di Asia Tenggara. Total potensi energi terbarukan di ASEAN mencapai 17.229 gigawatt (GW), di mana potensi hidro mencapai 261 GW.

“Pengembangan pembangkit listrik tenaga hidro perlu dilakukan dengan fokus pada keberlanjutan, dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat sekitar dan kelestarian ekosistem. Lebih lanjut lagi, kita perlu kemajuan teknologi dan perbaikan dalam desain proyek dan manajemen,” ujar Arifin.

Sumber: Detik Finance

Translate