Home » Sumatera Tengah Segera Terwujud? Inilah 7 Kabupaten Bakal ‘hengkang’ Dari Sumatera Barat
Berita Indonesia Sumatera

Sumatera Tengah Segera Terwujud? Inilah 7 Kabupaten Bakal ‘hengkang’ Dari Sumatera Barat

Ada sekitar tujuh kabupaten yang akan keluar dari provinsi Sumatera Barat.

Terkait wacana pemekaran wilayah kembali menjadi sorotan di Provinsi Sumatera Barat. Jika, provinsi baru Sumatera Tengah berdiri.

Di mana isu Provinsi Baru Sumatera Tengah bakal terwujud sebentar lagi? Dalam surat yang dikirim pada 27 Oktober 2022, pemerintah memohon persetujuan untuk merealisasikan pembentukan provinsi pemekaran ini.

Namun, perlu diingat bahwa usulan pembentukan Provinsi Sumatera Tengah masih dalam tahap wacana dan belum ada kepastian kapan rencana ini akan terealisasi.

Sumatera Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatra dengan ibu kota Padang.

Provinsi Sumatera Barat terletak sepanjang pesisir barat Sumatra bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai.

Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.012,89 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.

Sumatera Barat adalah rumah bagi etnis Minangkabau, walaupun wilayah adat Minangkabau sendiri lebih luas dari wilayah administratif Provinsi Sumatera Barat saat ini.

Pada tahun 2023, provinsi ini memiliki penduduk sebanyak 5.640.629 jiwa dengan mayoritas beragama Islam.

Sumatera Barat terdiri dari 12 kabupaten dan tujuh kota dengan pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh kabupaten (kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.

Provinsi baru yang diberi nama Sumatera Tengah akan dibentuk dan melibatkan sejumlah kabupaten.

Adapun tujuh Kabupaten yang keluar dari Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut:

1. Kota Sungai Penuh

Sungai Penuh adalah kota di provinsi Jambi, Indonesia. Kota ini dibentuk berdasarkan UU RI nomor 25 tahun 2008, yang merupakan pemekaran dari kabupaten Kerinci.

Dan pengesahannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 8 Oktober 2009.

Penduduk kota Sungai Penuh tahun 2020 berjumlah 97.190 jiwa, dengan kepadatan 248 jiwa/km2 dan berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Barat, tepatnya di kabupaten Pesisir Selatan.

Kota Sungai Penuh memiliki luas keseluruhan 39.150 ha, 59,2 persen atau 23.177,6 ha merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Sedangkan sekitar 40,8 persen atau 15.972,4 ha baru merupakan daerah efektif perkotaan.

2. Kabupaten Bungo

Bungo adalah kabupaten di provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini adalah hasil dari pemekaran kabupaten Bungo Tebo pada tanggal 12 Oktober 1999.

Luas wilayah kabupaten ini 4.659 km² atau 9,80 persen dari luas provinsi Jambi dengan populasi 352.366 jiwa (2020).

Kabupaten Bungo terdiri dari 17 kecamatan serta 12 kelurahan dan 141 desa yang beribukota di Muara Bungo.

Kabupaten ini memiliki kekayaan alam yang melimpah diantaranya sektor perkebunan yang ditopang oleh karet dan kelapa sawit serta sektor pertambangan ditopang oleh batu bara.

Selain itu kabupaten Bungo juga kaya akan emas yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten Bungo.

3. Kabupaten Dharmasraya

Dharmasraya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Pada kawasan ini dahulunya pernah menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan kerajaan Melayu.

Ibu kota Kabupaten Dharmasraya adalah Pulau Punjung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 38 Tahun 2003, dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Sijunjung.

Kabupaten Dharmasraya dikenal juga dengan sebutan Ranah Cati Nan Tigo.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Dharmasraya 2021, penduduk kabupaten ini berjumlah 228.591 jiwa (2020), dengan kepadatan 77 jiwa/km2.

4. Kabupaten Kerinci

Kerinci adalah kabupaten paling barat di provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini merupakan daerah wisata unggulan provinsi Jambi, yang dikenal dengan sebutan sekepal tanah dari surga.

Sejak 2011, kabupaten ini beribu kota di Siulak. Sebelumnya pusat pemerintahan terletak di Sungai Penuh, yang saat ini berstatus sebagai kota.

Nama Kerinci berasal dari bahasa Tamil yaitu Kurinji, yang merupakan bunga yang tumbuh di daerah pegunungan di India Selatan.

5. Kabupaten Kuantan Singingi

Kuantan Singingi (disingkat Kuansing) adalah sebuah kabupaten di provinsi Riau, Indonesia.

Ibu kotanya adalah Teluk Kuantan. Kabupaten ini berada di bagian barat daya Provinsi Riau dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu.

Kabupaten ini disebut juga “Rantau nan oso kurang duo puluah” atau daerah Rantaunya Alam Minangkabau dari luhak Tanah Datar (Luhak nan tuo).

Kuansing Salah satu Kabupaten yang mayoritas penduduknya adalah beretnis minangkabau setelah Kampar dan Rokan Hulu di Provinsi Riau.

Sehari-hari Masyarakat Kuansing Memakai Adat Istiadat Minangkabau dan bahasa minang dialek Kuantan dan juga termasuk salah satu dialek melayu Riau.

Jumlah penduduk Kuantan Singigi pertengahan tahun 2023 sebanyak 350.975 jiwa.

Kabupaten Kuantan Singingi beriklim tropis. Musim hujan berlangsung dari September sampai Februari dan curah hujan tertinggi pada Desember. Musim kemarau pada bulan Maret sampai bulan Agustus.

Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas permukaan laut.

Dataran tinggi di daerah ini cenderung berangin dan berbukit dengan kecenderungan 5–300.

Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400–800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan.

Terdapat dua sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Kuantan Singingi yaitu Sungai Kuantan dan Sungai Singingi.

Peranan sungai tersebut sangat penting terutama sebagai sarana transportasi, sumber air bersih, budi daya perikanan dan dapat dijadikan sumberdaya buatan untuk mengahasilkan suplai listrik tenaga air.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kuantan mengaliri 9 (sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman dan Kecamatan Cerenti.

6. Kabupaten Sijunjung

Sijunjung adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.  Ibu kota kabupaten ini adalah Muaro Sijunjung.

Sebelum tahun 2004, kabupaten Sijunjung merupakan kabupaten terluas ketiga di Sumatera Barat dengan nama Kabupaten Sawahlunto Sijunjung.

Namun sejak dimekarkan (yang menghasilkan kabupaten Dharmasraya), kabupaten ini menjadi kabupaten tersempit kedua di Sumatera Barat.

Kabupaten Sijunjung memiliki luas wilayah sekira 3.130,40 km² yang terbagi menjadi 8 kecamatan dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 240.079 jiwa.

Secara topografi, kabupaten Sijunjung merupakan rangkaian Bukit Barisan yang memanjang dari arah barat laut ke tenggara, sehingga kabupaten ini memiliki ketinggian yang sangat bervariasi.

Yaitu antara 120 meter sampai 930 meter di atas permukaan laut. Kecamatan di kabupaten ini umumnya memiliki topografi yang curam dengan kemiringan antara 15–40%, yaitu kecamatan Tanjung Gadang, kecamatan Sijunjung, kecamatan Sumpur Kudus, dan kecamatan Lubuk Tarok.

7. Kabupaten Solok Selatan
Solok Selatan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Sumatera Barat, dekat dengan Gunung Kerinci.

Kabupaten ini resmi dimekarkan dari Kabupaten Solok pada tahun 2004 mencakup wilayah seluas 3.346,20 km².

Secara administratif, kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi di sebelah selatan dan dikelilingi oleh tiga kabupaten lain di Sumatera Barat dari barat ke timur.

Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, dan Dharmasraya. Pusat pemerintahannya terletak di Padang Aro, sekitar 161 km dari pusat Kota Padang.

Meskipun baru diresmikan pada tahun 2004, bersama dengan Kabupaten Pasaman Barat dan Dharmasraya, wacana pembentukan kabupaten yang meliputi sebagian wilayah Solok Selatan saat ini telah ada sejak tahun 1950-an.

Wilayahnya mencakup kaki pegunungan Bukit Barisan di barat dan dataran rendah yang lebih luas di Timur.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 mencatat penduduk kabupaten Solok Selatan berjumlah 182.027 jiwa.

Saat ini Solok Selatan dihadapkan dengan permasalahan lingkungan yang kompleks.

Praktik penebangan liar di kawasan hutan dan penambangan emas ilegal di sepanjang aliran Batang Hari dan Batang Sangir secara besar-besaran masih terus terjadi.

Sumber: Harian Haluan

Translate