Home ยป Bagaimana Ekonomi ASEAN Memanfaatkan Transfer Data Terbuka
ASEAN Berita News

Bagaimana Ekonomi ASEAN Memanfaatkan Transfer Data Terbuka

Memastikan aliran data yang bebas dan efisien dapat secara signifikan mempengaruhi ekonomi, mendorong inovasi, dan mengukuhkan keunggulan kompetitif. Laporan terbaru menggambarkan gambaran yang menjanjikan tentang keadaan aliran data lintas batas di wilayah ASEAN, menunjukkan bagaimana beberapa negara mengambil langkah proaktif untuk memanfaatkan potensi zaman digital.

Laporan “Data Beyond Borders 3.0”, yang dirilis oleh Salesforce, mengkaji keadaan ekonomi G20 dan adaptabilitas mereka terhadap aliran data lintas batas. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa negara-negara di wilayah ASEAN telah membuat kemajuan signifikan: Singapura tetap menjadi pelopor, mempertahankan posisinya di peringkat ketiga secara keseluruhan, hanya kalah dari Jepang dan Inggris, sementara Indonesia mendapat catatan atas kemajuannya yang patut diapresiasi, naik dua peringkat sejak tahun 2021 dan sekarang menempati posisi ke-13 di antara ekonomi G20.

Hal ini dapat diatribusikan pada kebijakan transfer data terbuka yang kuat yang diinisiasi oleh negara-negara ini. Singapura, misalnya, telah masuk ke dalam Perjanjian Ekonomi Digital dengan beberapa negara, termasuk Cile, Selandia Baru, Korea Selatan, Australia, UE, dan Inggris, semuanya bertujuan untuk mempromosikan aliran data yang bebas. Sementara itu, Indonesia telah menciptakan preseden dengan memperkenalkan Undang-Undang Perlindungan Data pada tahun 2022, yang dengan jelas menguraikan mekanisme untuk transfer data lintas batas dan jenis data yang diizinkan.

Selain itu, kesepakatan regional seperti Kesepakatan Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (IPEF) sedang dalam tahap persiapan, yang akan lebih meningkatkan aliran data lintas batas.

Upaya semacam ini memiliki keuntungan tersendiri. Selama dekade terakhir, perdagangan elektronik lintas batas mengalami peningkatan luar biasa sebanyak 45 kali lipat, mencapai perkiraan nilai sekitar USD2,7 triliun pada tahun 2023. Aliran data yang bergerak dengan lancar melintasi batas-batas memperbesar persaingan, mempercepat penciptaan lapangan kerja dan pertukaran pengetahuan, serta meninggalkan dampak positif pada ekonomi secara keseluruhan.

“Transfer data lintas batas mendorong kesuksesan ekonomi. Di ASEAN, ekonomi seperti Singapura sedang mengumpulkan manfaatnya dengan kebijakan data lintas batas yang kuat dan lingkungan regulasi yang kondusif. Menyenangkan melihat negara-negara seperti Indonesia berkembang dalam lintasan ini,” ujar Boon Poh Mok, direktur urusan pemerintahan dan kebijakan publik untuk Salesforce Asia Tenggara & Greater China.

Laporan tersebut mengusulkan serangkaian rekomendasi kebijakan bagi negara-negara yang ingin meningkatkan transfer data lintas batas dan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang muncul akibatnya. Rekomendasi tersebut meliputi harmonisasi hukum privasi, perluasan perjanjian ekonomi digital, pembentukan kerangka kerja berbagi data yang tepercaya, percepatan digitalisasi bisnis dan layanan pemerintah, dan definisi kedaulatan data dalam cara yang universal kompatibel.

Sumber: CDO Trends

Translate