Home » Ahli waris Rp 385 T adalah sosok ini
Asia Berita Indonesia

Ahli waris Rp 385 T adalah sosok ini


Jakarta, CNBC Indonesia – Siapa tak kenal dengan Grup Djarum dan Bank BCA. Kedua gurita bisnis ini ternyata punya pangeran pewaris yakni Armand Wahyudi Hartono.

Armand adalah putra dari Robert Budi Hartono, pemilik BCA dan cucu dari Oei Wie Gwan, founder perusahaan rokok Djarum dan Group Hartono. Ia terlihat memiliki sikap yang down to earth atau membumi.

Sikap tersebut tecermin dari beberapa postingan di Instagramnya yang sederhana. Padahal, Robert Budi Hartono menempati posisi kedua dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia menurut Forbes.

Bahkan, saat ini, harta Robert diestimasikan sebesar US$25,3 miliar atau setara dengan Rp385 triliun. Artinya, Armand adalah salah satu pewaris harta triliunan rupiah dari keluarganya itu.

Kendati demikian, Armand dikenal dengan gaya hidup sederhana. Wakil Presiden Direktur BCA itu pernah menjadi sorotan publik karena mengunggah sepatunya yang jebol di media sosial beberapa waktu silam.

“Prepare for anything. Apapun bisa terjadi, sepatu tua tiba-tiba sobek di perjalanan, untung ada lakban,” tulis Armand Hartono di akun Instagram-nya.

Ketimbang membeli baru, anak orang terkaya di Indonesia itu alih-alih menambalnya dengan lakban. Tak heran, jika banyak dari netizen yang ikut berkomentar menanggapi postingan Armand itu.

Mengutip dariwallmine.com, sebelumnya Armand Hartono menempuh pendidikan di California State University pada 1996 dan memperoleh gelar Master of Science di bidang Engineering Economic-System and Operation Research dari Stanford University pada 1997.

Meskipun dia tercatat sebagai anak pemilik BCA, Armand Hartono terlebih dulu merintis karier sebagai sebagai analis untuk Global Credit Research and Investment Banking di JP Morgan Singapura (1997-1998).

Dirinya juga pernah menjabat berbagai posisi manajerial di PT Djarum (1998-2004). Karirnya di sektor perbankan Indonesia berawal setelah dia bergabung dengan BCA sebagai Kepala Divisi Perencanaan Wilayah pada 2004 hingga 2006

Sumber: cnbcindonesia

Translate