Home » Media Asing Soroti Politik Dinasti di Asean, Sebut Pemilu RI
ASEAN Berita Politics

Media Asing Soroti Politik Dinasti di Asean, Sebut Pemilu RI

Isu politik dinasti di Asia Tenggara menjadi sorotan. Beralihnya kekuasaan kepada keluarga atau kerabat telah menjadi praktik ‘lumrah’ di banyak negara.

Dalam editorial The Guardian, Jumat (3/11/2023), berjudul The Guardian view on south-east Asian dynasties: political leaders are keeping it in the family, media asal Inggris tersebut menyoroti politik dinasti yang terus berkembak sejak zaman kerajaan dan kekaisaran hingga ke negara modern, baik yang memiliki sistem pemerintahan demokrasi maupun kediktatoran.

Sebuah studi pada tahun 2018 menemukan bahwa lebih dari satu dari sepuluh pemimpin di seluruh dunia berasal dari keluarga yang kerabat dekatnya sudah terlibat dalam politik.

“Kini kekuasaan dinasti tampaknya semakin menguat di Asia Tenggara,” tulis The Guardian.

Media tersebut memulai dengan situasi politik di Kamboja. Setelah empat dekade berkuasa, dan setelah pemilu yang diatur secara bertahap, pemimpin otoriter Kamboja Hun Sen tahun ini menyerahkan jabatan perdana menteri kepada putranya, Hun Manet.

Pemimpin lulusan West Point ini dilaporkan memiliki sikap yang lebih diplomatis dibandingkan ayahnya, namun tidak ada tanda-tanda bahwa ia berencana untuk menyimpang dari ayahnya secara politik.

Di Thailand, lanjut The Guardian, kekuatan-kekuatan kontradiktif yang mendorong politik selama bertahun-tahun adalah popularitas mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dan tekad para elit kerajaan dan militer untuk menggagalkannya.

“Namun setelah pihak lawan membuat kesepakatan – berkat adanya ancaman timbal balik dari partai muda progresif – partai Puea Thai yang dipimpinnya kembali berkuasa dan dipimpin oleh putrinya, Paetongtarn (sekutu lainnya menjabat sebagai perdana menteri).”

Kakak perempuannya, Yingluck, sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri sebelum digulingkan melalui kudeta dan saudara iparnya sempat memegang jabatan tersebut dalam waktu singkat.

Selain itu, dinasti politik di Filipina juga menjadi sorotan. Ferdinand Marcos Jr. menjadi presiden Filipina tahun lalu menyusul meluasnya disinformasi, menurut The Guardian, yang mengubah nama kediktatoran militer ayahnya menjadi era emas, menghapuskan penyiksaan, pembunuhan di luar proses hukum, dan korupsi.

Adapun, enam dari sembilan presiden terakhir negara itu berasal dari keluarga Macapagal, Marcos, dan Aquino. Yang lainnya, Fidel Ramos, adalah putra seorang politisi terkemuka, begitu pula Rodrigo Duterte, presiden terakhir – yang putrinya, Sara, kini menjadi wakil presiden.

Tak hanya itu, The Guardian juga menyebut perkembangan politik di Indonesia sebagai yang paling mencolok baru-baru ini. Media ini pun mengutip tulisan Presiden Joko Widodo dalam autobiografinya yang menyebut menjadi presiden bukan berarti menyalurkan kekuasaan kepada anak-anaknya.

Namun kini ia telah mencapai batas masa jabatannya dan putranya, Gibran Rakabuming Raka, mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada pemilu tahun depan. Pencalonan ini dimungkinkan ketika ketua hakim – yang merupakan saudara ipar presiden – memutuskan bahwa orang-orang yang berusia di bawah 40 tahun dapat menduduki posisi teratas jika mereka pernah memegang jabatan lokal,” tulis The Guardian.

Media ini juga menyoroti sosok Prabowo Subianto yang sempat menjadi menantu Soeharto. Prabowo disebut akan melanjutkan kebijakan Jokowi.

“Meskipun presiden mengatakan bahwa dia tidak akan terlibat dalam konflik tersebut, asumsi yang tersebar luas adalah bahwa dia sedang mencoba untuk memperkuat pengaruhnya. Kembalinya ke politik dinasti hanya akan melemahkan warisannya,” tutup The Guardian.

Sumber: CNBC

Translate