Home » Triwulan I, Ekonomi Aceh Tumbuh 4,63 Persen, di Atas Provinsi Riau dan Bengkulu
Aceh Berita Ekonomi Riau Sumatera

Triwulan I, Ekonomi Aceh Tumbuh 4,63 Persen, di Atas Provinsi Riau dan Bengkulu



SERAMBINEWS.COM.COM, BANDA ACEH – Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan Pertama (Januari-Maret) 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 4,63 persen dan memberikan kontribusi terhadap PDRB Sumatera sebesar 4,9 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan pertama tahun 2023 itu, sudah berada di atas Provinsi Riau sebesar 3,88 persen dan Bengkulu sebesar 4,07 persen,” kata Sekda Aceh, Bustami Hamzah SE MSi kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Jumat (5/5/2023).

Bustami Hamzah mengatakan, lapangan usaha yang memberikan andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan I tumbuh sebesar 4,63 persen itu, menurut penghitungan dari pihak BPS, antara lain dampak dari meningkat signifikannya pertumbuhan ekonomi lapangan usaha akomodasi/perhotelan, penginapan, makan minum, rumah makan, restoran, kafe di Aceh, pada triwulan pertama (Januari-Maret) 2023 mencapai sebesar 11,32 persen.

Setelah itu, lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 11,08 persen, perdagangan besar, eceran, UMKM, reparasi mobil, sepeda motor sebesar 10,72 persen.

Di sisi lain, ungkap Kepala Bappeda Aceh, H T Ahmad Dadek, ada beberapa lapangan usaha, yang masih mengalami konstruksi atau penurunan, jika dibandingkan dengan triwulan I 2022.

Antara lain, jasa keuangan sebesar 6,89 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 6,26 persen, kemudian jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 4,58 persen.

Tapi untuk jasa keuangan, pertumbuhan triwulan I 2023, dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV 2022, sebut Ahmad Dadek,  pada triwulan I tahun anggaran 2023 ini, mengalami pertumbuhan sebesar 4,28 persen dan jasa lainnya sebesar 2,70 persen.

Lapangan usaha yang mengalami kontraksi/penurunan pertumbuhan cukup dalam pada triwulan I tahun anggaran 2023 ini, menurut pihak BPS, adalah bidang konstruksi sebesar 17,78 persen, administrasi pemerintahan , pertanahan dan jaminan sosial wajib sebesar 14,83 persen, industri pengolahan sebesar 12,37 persen.

Bustami Hamzah mengatakan, struktur ekonomi (PDRB) Aceh, yang masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 29,61 persen, diikuti perdagangan dan reparasi  mobil, sepeda motor sebesar 15,56 persen, bidang konstruksi 8,79 persen, penggalian dan pertambangan sebesar 8,77 persen, dan administrasi pemerintah 7,90 persen, menjadi perhatian Pemerintah Aceh. 

Alasannya, karena peran kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Aceh mencapai 70,63 persen.

Lima lapangan usaha tersebut tadi, kata Sekda Aceh, Bustami Hamzah, ke depan program dan kegitan terus ditingkatkan, agar ia bisa memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang lebih besar lagi bagi PDRB Aceh triwulan berikutnya.

Diharapkan, kata Bustami Hamzah,  pada triwulan kedua (April – Juni) nanti, dengan banyaknya program dan kegiatan dari APBA 2023 terealisasi di lapangan, ekonomi Aceh bisa tumbuh di atas 5 persen, menyemai pertumbuhan ekonomi daerah Kepulauan Riau yang mencapai sebesar  6,51 persen, Sumsel sebesar 5,11 persen, Jambi 5 persen, Sumut 4,80 persen.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Al Munizar yang dimintai tanggapannya mengatakan, pada tahun anggaran 2023 ini, ada 76 event kegiatan budaya dan pariwisata yang akan digelar Pemerintah Aceh melalui Dinasbudpar. 

Dua  event di antaranya, sebut Al Munizar, yaitu Sabang Marine Festival dan Aceh Ramadhan Festival sudah dilaksanakan, dan satu lagi  Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, akan dilaksanakan pada Agustus 2023. Kegiatan ini juga akan mengundang puluhan ribu orang, berkunjung ke Aceh.

Ke-76 event kegiatan yang telah diprogramkan itu, kata Al Munizar, diharapkan bisa memenuhi target capaian wisatawan dari luar Aceh berkunjung ke Aceh sebanyak 2,5 juta jiwa orang.

Untuk sementara ini, kata Al Munizar, bidang usaha pariwisata menjadi andalan utama bagi Pemerintah Aceh, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi non migasnya, di samping bidang usaha informasi, komunikasi, jasa keuangan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri pengolahan, reparasi mobil dan sepeda motor, perdagangan besar, UMKM, tambang galian dan lainnya.

Sumber : SerambiNews

Translate